Rabu, 21 Desember 2011

Cahaya Hati Mutiara

Semilir lembut angin membelai kesunyian malam ini
Sesosok gadis mutiara tersudut di beranda rumah
Matanya yang syahdu kini sembab merona,
Menerawang panjang ke tepi pantai berombak beriringan
Andaikan ombak itu mengerti perasaan sang mutiara
Ingin rasanya mengajaknya pergi, berjalan beriringan,
berbagi cerita, cinta dan mimpi-mimpi..

Ia tertohok pada sekelebat bayangan hitam nan lembut menyambar desiran angin
lembut dan senyap, perlahan menghilang..
ah, ia tak ingin berpikir 'lebih'
keinginannya membelah lautan bukanlah impian mengawang nan utopis..
Jika bukan karena kota Roma menanti ditaklukan dan kemuliaan kaum muslim yang tergadaikan

Terkadang, ia melihat kawanan kupu-kupu di pagi hari yang amat riang
Penuh kehangatan..
Meski sayapnya sempat patah hingga nyaris sekarat
ia tak menyerah untuk kembali terbang, meski harus kembali menjadi kepompong..
terus bersabar, kuat, tabah, ikhlas, hingga kedua sayap nan lebar itu tumbuh..
kedua matanya yang besar mampu menembus indahnya awan..
Pelangi dengan riang menanti kedatangannya, hingga ia terbang bersama kawana peri..
menuju langit ketujuh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar