Rabu, 21 Desember 2011

Mengantar Pemuda Muslim menjadi Bagian Kekuatan Politik Umat

Seorang pemuda gelisah melihat keadaan masyarakatnya yang jahiliyah. Penguasa menindas rakyat, ekonomi berbasis riba dan kecurangan, perzinaan, minuman keras, pelecehan perempuan, penguburan bayi perempuan karena malu, perkelahian, dan perang demi arogansi kesukuan dan motivasi penguasaan harta.

Ia bertanya akan kemana masyarakatnya menuju? Ia berusaha mencari jawabannya. Ia menyepi di sebuah gua di sebuah gunung, menjernihkan pikiran, dan mengasah kedekatan dengan Sang Pencipta. Dalam diri pemuda itu muncul kesadaran untuk mengatur urusan rakyatnya dengan berbasis petunjuk Tuhan. Suatu malam jawaban itu datang. Di tengah keheningan: Iqra!

Penanda perubahan zaman sudah datang.
Diajak istri dan sepupunya memasuki dunia baru dengan risalah Tuhan. Kelompok baru yang terdiri atas banyak pemuda dan para orangtua. Kelompok itu makin membesar dan membuat ketakutan penguasa status quo. Caci maki, aniaya, dan pembunuhan menjai nyata. Ia tidak mau bergabung dengan sistem rusak yang eksis.

Ketika pertolongan Tuhannya datang, kelompok baru itu mendapatkan kepercayaan dari pemimpin suatu masyarakat yang haus akan petunjuk. Madinah pun menjadi kota baru dan kehidupan baru.


Madinah menjadi pusat peradaban baru yang mengatasi Romawi dan Persia kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan kehidupan baru di bawah kerinduan akan Allah SWT dan Rasulullah-Nya.


Pemuda itu adalah Muhammad bin Abdullah. Mengapa kita tidak mengikuti jejaknya?

(Dikutip dari "Political Quotient", M.D Riyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar